spanduk halaman

Berita & Blog

Mengapa CO2 dibutuhkan dalam kultur sel?


pH larutan kultur sel pada umumnya berkisar antara 7,0 dan 7,4. Karena sistem penyangga pH karbonat merupakan sistem penyangga pH fisiologis (merupakan sistem penyangga pH penting dalam darah manusia), sistem ini digunakan untuk menjaga kestabilan pH di sebagian besar kultur. Sejumlah natrium bikarbonat seringkali perlu ditambahkan saat menyiapkan kultur bubuk. Untuk sebagian besar kultur yang menggunakan karbonat sebagai sistem penyangga pH, agar pH tetap stabil, kadar karbon dioksida dalam inkubator perlu dijaga antara 2-10% untuk mempertahankan konsentrasi karbon dioksida terlarut dalam larutan kultur. Pada saat yang sama, wadah kultur sel harus memiliki sirkulasi udara yang baik agar memungkinkan terjadinya pertukaran gas.

Apakah penggunaan sistem penyangga pH lain menghilangkan kebutuhan akan inkubator CO2? Telah ditemukan bahwa karena rendahnya konsentrasi karbon dioksida di udara, jika sel tidak dikultur dalam inkubator karbon dioksida, HCO3- dalam media kultur akan habis, dan ini akan mengganggu pertumbuhan normal sel. Jadi, sebagian besar sel hewan masih dikultur dalam inkubator CO2.

Selama beberapa dekade terakhir, bidang biologi sel, biologi molekuler, farmakologi, dll. telah membuat langkah luar biasa dalam penelitian, dan pada saat yang sama, penerapan teknologi di bidang-bidang ini harus mengimbangi. Meskipun peralatan laboratorium ilmu hayat pada umumnya telah berubah secara dramatis, inkubator CO2 masih merupakan bagian penting dari laboratorium, dan digunakan untuk tujuan memelihara dan mempromosikan pertumbuhan sel dan jaringan yang lebih baik. Namun, dengan kemajuan teknologi, fungsi dan operasinya menjadi lebih tepat, andal, dan nyaman. Saat ini, inkubator CO2 telah menjadi salah satu instrumen rutin yang umum digunakan di laboratorium dan telah banyak digunakan dalam penelitian dan produksi di bidang kedokteran, imunologi, genetika, mikrobiologi, ilmu pertanian, dan farmakologi.

INKUBATOR CO2-BLOG2

Inkubator CO2 menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel/jaringan yang lebih baik dengan mengendalikan kondisi lingkungan di sekitarnya. Hasil pengendalian kondisi ini menghasilkan kondisi yang stabil: misalnya keasaman/alkalinitas konstan (pH: 7,2-7,4), suhu stabil (37°C), kelembapan relatif tinggi (95%), dan kadar CO2 stabil (5%), sehingga para peneliti di bidang-bidang tersebut sangat antusias dengan kemudahan penggunaan inkubator CO2.

Selain itu, dengan penambahan kontrol konsentrasi CO2 dan penggunaan mikrokontroler untuk kontrol suhu inkubator yang presisi, tingkat keberhasilan dan efisiensi kultur sel dan jaringan biologis, dll., telah ditingkatkan. Singkatnya, inkubator CO2 adalah jenis inkubator baru yang tidak dapat digantikan oleh inkubator termostat elektrik biasa di laboratorium biologi.


Waktu posting: 03-Jan-2024